Penulis : Dan Brown
Cetakan Pertama : 2003
Penerbit : Doubleday Fiction
ISBN : 0-385-50420-9
Buku ini adalah salah satu buku
terlaris di dunia dengan 36 juta eksemplar (hingga Agustus 2005) dan telah
diterjemahkan ke dalam 44 bahasa, termasuk Indonesia. Di Indonesia diterbitkan
oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta dengan ISBN (979335807) pada tahun 2004.
Dalam buku ini, Dan Brown
menceritakan setiap lekuk tempat, waktu, dan suasana yang menakjubkan. Dalam
novel ini, Mr. Dan Brown menonjolkan sosok Langdon yang cerdas dan tak kalah dengan sang detektif
terkenal ciptaan “Sir Artur Conan Doyle” si
Sherlock Holmes dalam mengungkap dan
menganalisa setiap petunjuk dari sang kurator. Bukan hanya itu, Langdon-pun
mempunyai daya ingat yang luar biasa untuk mengingat apa yang dilihatnya. Hal
ini terbukti saat dia berhasil memecahkan Anagram dari sang kurator yang akan
menuntun ia kepada petunjuk selanjutnya tentang Cawan Suci
Semuanya diterapkan Dan Brown
dengan titik-titik yang sangat teliti, dan mengagumkan. Semua latar, keadaan,
dan suasaa yang tidak dijelaskan oleh filmnya, ini dilakukan oleh Dan Brown
dengan penuh kesabaran, dan teliti. Dan ini membuat pembacanya merasakan
adrenali yang lumayan menegangkan. Pun juga dengan beberapa organisasi semisal
Opus Dei dijabarkan dengan sangat ‘vulgar’.
Novel fiksi The Da Vinci Code ini menceritakan seorang Profesor Simbologis
Keagamaan dari Universitas Harvard yang kaget dengan foto mayat sang kurator Jacques Saunière sang kurator Museum
Louvre di Paris dalam keadaan sangat mengerikan membentuk pola gambar Vitruvian
Man karya Leonardo Da Vinci. Ia
dipaksa untuk ikut campur dalam kasus kematian sang kurator, dan ia tak pernah
menyangka akan mengalami petualangan yang sangat menggairahkan dalam
pengungkapan misteri Leonardo Da Vinci
mengenai Cawan Suci. Dan hanya
berbekal petunjuk seadanya, ia harus membantu cucu sang kurator yang notabene
adalah sang pengawal Cawan Suci tersebut, tapi semua akan terungkap saat
misteri ini berhasil dipatahkan oleh Robert Langdon dan si-cucu Sophie Neveu.
Awal dari pertemuan Robert
Langdon dengan Sophie Neveu terjadi saat Langdon melakukan olahan terhadap
mayat sang kurator. Saat semua sudah berjalan diambang ketegangan, barulah dari
mereka menyadari bahwa sebenarnya san kurator adalah seorang Mahaguru yang
menjaga “harta karun” bagi bangsa kristen, yakni sebuah Cawan Suci yang
dirahasiakan tempatnya oleh para Biarawan Sion. Dan Sophie tidak pernah tahu
rencana sang kakek yang ingin menjadikannya seorang Biarawan Sion yang akan
melanjutkan visi dan misinya untuk menjaga rahasia Cawan Suci yang telah lama
dirahasiakan oleh para Biarawan Sion.
Sophie sempat
merasa tidak yakin dengan semua yang dilakukan oleh kakeknya tentang Criptex,
teka-teki yang selalu diberikan oleh kakeknya adalah sebuah cara atau siasat
untuk melatih Sophie menjadi seorang Biarawan Sion. Namun perlahan-lahan ia
mulai agak tenang dan menerima semuanya dengan penuh kehormatan dan
kebangaan.(...)
Fathoni
0 Respon:
Posting Komentar