Kawanku Pergi
Detik-detik kini mulai pisahkan
kita
Hanya tertinggal seruas jejak
penuh makna
Dari tiap-tiap syair yang ada
Kaulah sempurna yang pernah
kurasa
Bukan kemarin atau hari ini
Bukan juga besok atau hari ini
Tapi semangat dalam batin nurani
Ciptakan memori dalam ruang suci
Engkau kawan tak terbalas
Engkau kawan tanpa pamrih
Selalu temaniku dalam balutan
sedih
Dekap tubuhku saat ku mulai
tertatih
Hanya ini yang bisa aku berikan
Sebait puisi tanpa harapan
Agungkan nama persahabatan kita
Tak pernah terkubur saat gelisah jiwa
Ingatlah aku sebagai temanmu
Dalam panjang perjalanan cinta
kasihmu
Yang selalu tak luput doa
kasihku
Karenamu aku bisa jejaki hidup
Kawan, ini bukan perpisahan selamanya
Hanya waktu ingin tenang sedikit suasana
Hanya engkau dan selalu engkau kawan
Kaulah jiwa yang telah ku tinggal
Ahad, 03 Mei 2012
My Heart For Alexandria
Berawal dari sebuah kesalahan
Saat semua tak begitu berkesan
Hanya sebuah ikatan padukan
hati
Iringi detik waktu saat mulai
berlari
Kita satu dalam segala waktu
Kita bersama saat suka duka
Tak ada pertikaian hancurkan kita
Kaita abadi dalam waqktu dunia
Saat kau dengarkan keluhan
hatiku
Saat hatimu terluka karena
tingkahku
Jiwa merasa sedikit
kehilanganmu
Kehilangan renyah tawa senyummu
Ketika malam taburkan sejuta bintang
Ketika sang bulan senyujm penuh terang
Hati teringat satu nama yang ku cinta
Sahabatku, apa salah ucapan dariku ?
Selang waktu lama
Kita tak saling sapa
Tak ada senyum isyaratkan cinta
Tak ada tawa ungkap bahagia
Kini semua seperti biasa
Kau dan aku penuh canda
Tulis skenario berdua jalani cerita
Semua tergambar jelas dalam jiwa
Aku dan dirimu
Kita punya seorang teman baru
Teman yang memikat fikiranku
Hati jiwaku mengingat dia
selalu
Cinta mulai tumbuh dalam hati
Gelora rindu perlahan menjarah diri
Hanya padamu sahabatku
Ku tumpahkan rasa hatiku
Apakah dia juga mencintaiku ?
Apakah dia selalu memikirkan
aku ?
Entahlah kawanku, akupun tak
tahu
Semua begitu sulit untuk ku
rajut
Salam kasih rindu dariku untuknya
Sampaikan setitik cintaku untuknya
Hanya kau peraduan hati
Saat semua cinta menjarah diri
Saat hatiku tumbuhkan cinta
padanya
Tak kurangi sayangku padamu
sahabat
Karena kaulah pelita
Melebihi dia yang ku cinta
Aku tahu kau punya hidup tak lama
Tapi kau selalu teburkan senyuman mesra
Pada setiap mata yang memandangmu
Kau taburkan bunga cinta walau kau sendu
Tubuh kecilmu lemah tak berdaya
Dalam duri yang menyiksa
Dirimu lelah tak mampu berkata
Aku tak temani saat kau terluka
Bertahanlah kawanku
Jemariku akan selalu peluk dirimu
Tak akan biarkan dirimu kaku
Karena hati belum sanggup kehilanganmu
Kau tak sendiri jalani harimu
Karena disini ada aku dan
kekesihku
Para sahabat yang selalu
menjagamu
Arungi waktu singkat atapi
penuh lagu merdu
Jika Tuhan ingin kau menghadapNya
Izinkan aku ucap salam padamu
Salam perpisahan terima kasihku
Telah berikan sebuah taman bunga bagiku
Kaulah segalanya kawan
Tak ‘kan lagi ku temui dirimu
disini
Di dlam dunia yang penuh
misteri
Hanya dirimu yang isi relung
hati
Selamat jalan kawanku, sahabatku
Tubuhmu akan terkubur dalam balutan rindu
Jiwamu akan hidup dalam palung hati
Setiap orang yang pernah kau beri senyum pagi
Kini hanya tinggal aku dan dia
Kasih yang telah lama aku damba
Mengingat detik-detik waktu
bersamamu
Bersam tertawa selalu
Tuhan,
berikanlah tempat terindahMu
Untuk
sahabat yang selalu ku rindu
Jaga
dia dalam pelukan kasih sayangMu
Dan
pertemukan aku dan dirinya dalam satu
Tak lama setelah dirimu pergi
kawanku
Cinta dan kasihku yang telah
lama ku rindu
Harus pergi tinggalkan tubuh
kecil ini
Untuk teruskan ilmu penuh arti
Dia
akan pergi dalam waktu yang lama
Cari
kasih sayang bersama Bunda tercinta
Dalam
sebuah kota yang ku sebut Alexandria
Dia
berkelana mencari petikan nada suraga
Kekasihku akan menjagamu hai
cintaku
Setitik cahayaNya akan buat bku
tersenyum
Ingatlah aku dalam rntik doamu
Bahwa disini aku selalu
menantimu
Selamat
jalan cinta kasihku
Ingatlah
diriku saat kau tersenyum
Aku
akan selalu ada saat kau termenung
Atas
nama Kekasihku
Ahad, 03 Mei 2012
“ Di nukil dari sebuah novel “ My Heart Fof Alexandria “
Karya Dian el-Mahfudz Muhammad “
Fathoni
Langganan:
Postingan (Atom)