Pudarnya “Pesona” Desa



          Indonesia adalah negara yang berada di benua asia yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan proklamator kemerdekaan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Indonesia terkenal dengan beragam tradisi, budaya, suku, ras, agama, bahkan sampai rempah-rempahnya. Bahkan negara sekelas Belanda dan Jepang tertarik kepada Indonesia karena kekayaan Indonesia.
          Alam Indonesia pun masih “lumayan” terjaga dengan keberadaan makhluk desa yang masih setia memelihara pohon-pohon untuk kebutuhan hidup mereka. Namun sekarang Indonesia semakin panas dengan beragamnya hal-hal yang membuat Indonesis semakin panas. Cotohnya saja bangunan-bangunan tinggi dengan dipenuhi kaca di smua sisi, kebakaran hutan, penebangan liar, juga termasuk pudarnya “pesona” desa.

Malam Itu ...

Malam itu, entah tanggal berapa aku sedikit lupa untuk mengingatnya. Namun, aku ingat saat itu bulan bersinar dengan penuh wibawa meneggelamkan gemuruh awan dalam balutan purnamanya, malam itu malam purnama tanggal 15 tahun Hijriyah. Dalam purnamanya malam itu aku sedang menikmati beberapa tulisan sebuah majalah tipis kecil yang dicetak beberapa tahun yang lalu dengan sampul elegan, klasik, sedikit redup dengan warna kuning keemasan. Majalah itu dibalut plaster plastik bening dengan alur horizontal yang memenuhi semua halaman sampul depan sampai sampul belakang yang berwarna putih dengan beberapa tulisan ucapan selamat dan alamat Markaz. Aku nikmati satu persatu tulisan yang ada di dalam majalah tersebut. Mulai dari esay, cerpen, puisi, humor, sampai pada profil tokoh seorang kiyai asal Rembang Jawa Tengah. Majalah itu berjudul Waskita.

Andai Saja ...

Tulisan ini berjudul andai saja. Ya, andai saja. Andai saja adalah dunia imsjinasi yang mempunyai daya yang luar biasa. Dengan andai saja kita bisa menjadi seorang Presiden, kita bisa menjadi seorang David Beckham, Zinedine Zidane, Cristiano Ronaldo, bahkan kita bisa menjadi seorang Power Ranger yang punya Mega Zord yang keren. Andai saja ....
          Andai saja adalah dunia yang diciptakan oleh pikiran imajinatif dari seseorang yang punya daya “imijinitas” yang luar biasa tentang kehidupan ini, juga tentang hidupnya sendiri. Kita sebut saja para “Imajiner”. Dunia andai saja bisa memberikan warna tersendiri dalam kehidupan sesorang yang berimajinasi dalam hal dan bentuk apapaun. Andai saja bisa menjadi sangat serius dibicarakan dengan rentetan hal logis yang membuat si  Imajiner merasa bisa mewujudkan apa yang di-andai saja-kan menjadi sebuah hal yang nyata. Tapi andai saja juga bisa menjadi sangat lucu untuk ditertawakan jika si Imajiner ber-andai saja menjadi atau membuat hal yang sangat konyol, tidak masuk akal, dan pasti tidak logis.

UnTitled —



Akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang terjadi dalam kepengurusan Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) PMII Cendekia Bojonegoro periode 2015-2016. Mulai dari sang ketua yang tidak mau sesekali menampilkan sebaris senyum untuk bawahannya, yang berimbas kepada anak buah yang bergantung pada titah sang ketua, jika sang ketua tidak mau hadir dalam sebuah acara rapat maka, para pion-pion yang ada di bawah pun akan berkata “ketuanya saja tidak hadir kok” atau “males ah, ketuanya saja juga males kok”.
          Padahal pada masa sekarang ini PMII Cendekia sedang mengalami masa terhimpit ditengah padang peperangan setelah beberapa waktu yang lalu ada “kucing” yang tiba-tiba berubah menjadi singa dan memakan anak-anak majikannya sendiri.
          “... Sekarang ini, PMII STIE seperti layang-layang tanpa benang, bidak catur tanpa raja. Apa yang terjadi dengan PMII mendatang adalah apa yang akan dilakukan oleh para pion-pion saat ini. Jika bidak caturmu tanpa raja, maka teruslah bertarung bukan demi rajamu, tapi demi tanah airmu.” ——

Kosong



Aku kesepian, ya aku kesepian. Walaupun aku selau berjalan ditengah-tengah kerumunan dengan semua kaki yang selalu berusaha membawaku pada sisi keramaian, semua tangan yang selalu menggapai tangan-tangan yang lain untuk membuatku merasa tak kesepian. Tapi apa yang terjadi padaku? Aku begitu merasa sepi saat ini, kemarin, dan beberapa hari yang lalu. Aku merasa ada suatu tempat di dalam diriku yang begitu membutuhkan suatu keramaian. Aku kesepian.